menulis secara mendalam,
dengan hati-hati aku menggigit setiap baris
terbakar, menyala dan panas
aku memilikinya
aku memilikinya
aku memilikinya itu
bagian yang sangat sulit
aliran mengalir saya
perjalanan yang sepi
kesepian dalam kesunyian,
merendahkan aku
merendahkanku
keinginan
teru s-menerus dengan Tuhan
dan dengan Putranya yang terkasih
dibimbing oleh Roh Kudus
Tiga Persatuan ini
harapanku terbesar
daku mengakui dengan sungguh-sungguh
daku membutuhkan mereka bertiga
ketiganya bersatu
ketiganya dalam keindahan
aku memuji mereka
aku menawarkan ayam
kenapa setiap waktu
pikiranku berdosa
tidak semua dosa hilang
untuk berdoa
dilakukan setiap hari
doa yang indah
doa panjang
juga doa kecil
tergantung hari
hari tanpa awan
hari jelas
awan besar
curah hujan monsun
masih lupa satu hal, Tuhan
hal yang besar
untuk berada di atas kapal Anda
dikelilingi oleh cinta terbesarMu
bernapas dalam cinta terbaikMu
daku tak memiliki kapasitas itu
daku masih harus belajar membuat
kapasitas itu
oleh karena itu
kubutuhkan Dikau setiap hari
ambil napas sedalam-dalamnya
keluarkan napas sebisa-bisanya
tanpa teriakan
Pujilah Dikau
melalui doaku sehari-hari
berusaha berdoa
setiap hari
tanpa dosa
karena Dikau berkata
waktu dulu sekali
belum terucapkan
tetapi jika telah
berbuah dalam pikiran
sudah menjadi dosa
biarkan sekecil biji sesawi
maka jangan biarkan mereka
masuk terus-menerus kedalam lubuk kita….
Selasa,18 Juni 2019
@ jam 6.43 pagi waktu Belanda
This is a translation of the poem
A Tiny Mustard Seed….
by
Sylvia Frances Chan

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *